FILM RAMBO: FIRST BLOOD II SEBAGAI MEDIA PROPAGANDA DAN HEGEMONI
Januari 02, 2021Sesuai judulnya kali ini kita akan membahas mengenai sebuah film terkenal tahun 80an dimana film ini digunakan sebagai media untuk melakukan propaganda serta hegemoni pada masyarakat yang menontonnya. Film itu adalah Rambo: First Blood II yang dirilis pada tahun 1985, gaess. So, tanpa berlama-lama lagi langsung saja kita kupas setajam silet.
Here we go !!!!
..............................................................
Kenapa sih film ini disebut sebagai media propaganda? Jadi gini teman-teman, sebelumnya kita ketahui dulu nih seni film itu sendiri. Denis McQuail dalam tulisannya, Mass Communication Theory (1994) mengulas bila terdapat tiga bentuk perkembangan film, diantaranya: munculnya aliran-aliran seni film, lahirnya film sebagai media dokumentasi atau dokumenter, dan pemanfaatan film sebagai media propaganda. Lalu hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Jowwet dan O’donnel dalam tulisannya Propaganda and Persuasion “kekuatan propaganda dalam sebuah film merupakan sebuah usaha yang terencana dan sistematis untuk mencoba membentuk persepsi, manipulasi kognisi, dan perilaku sesuai dengan keinginan pelaku propaganda (Jowwet dan O’donnel, 2006:106).
Jadi bisa di lihat ya teman-teman, kalau film itu bisa di produksi sebagai alat propaganda. Biasanya propaganda cenderung mempunyai citra yang kurang bagus seperti halnya menyembunyikan sesuatu, memutar balikkan fakta yang terjadi, mind control, dan sebagainya. Dengan kata lain propaganda merupakan sebuah usaha yang disengaja yang dilakukan oleh pihak tertentu guna mempertahankan hal yang selama ini tertanam oleh masyarakat secara tidak sadar atau yang kita kenal selama ini dengan istilah hegemoni.
Lalu bagaimana nih dengan film Rambo: First Blood II ini? Amerika Serikat Serikat melalui industri perfilman Holywood tentunya mempunyai power yang luar biasa untuk melahirkan pesan-pesan propaganda lewat film-film yang di produksinya.
Terlebih dahulu, bagi teman-teman yang belum pernah menonton
filmnya, aku kasih sedikit gambaran mengenai alu cerita filmnya.
Rambo: First Blood II (1985) adalah sebuah karya dari industri perfilman Holywood yang dirilis pada tahun 1985. Film ini menceritakan seorang tentara veteran berkebangsaan Amerika Serikat Serikat (Rambo, Sylvester Stallone) yang ditugaskan kembali ke Vietnam dengan tujuan membebaskan tahanan perang Amerika Serikat Serikat. Awalnya Rambo ditugasi oleh pimpinannya untuk memotret sebuah camp kosong yang ternyata masih banyak terdapat tahanan perang Amerika Serikat. Berbekal semangat jiwa prajurit, Rambo seorang diri memberanikan diri untuk membebaskan tahanan perang tersebut. Rambo saat itu hanya bisa membebaskan satu orang tahanan perang dan membawanya ke titik penjemputan yang telah disepakati.
Tapi ternyata Rambo
dikhianati oleh pimpinannya karena misi awalnya hanyalah untuk memotret camp kosong, bukan untuk membebaskan tahanan perang.
Akhirnya Rambo tertangkap oleh tentara Vietnam yang telah mengejarnya selama
perjalanan menuju titik penjemputan tersebut. Rambo dibawa ke camp dan
disiksa oleh tentara Vietnam dan Uni Soviet. Dengan bantuan teman wanitanya,
Rambo berhasil melarikan diri. Satu batalyon tentara Vietnam dan Uni Soviet
langsung mengejarnya baik dari darat, sungai, maupun udara. Berbekal taktik
perang gerilya, satu persatu tentara Vietnam dan Uni Soviet gugur karena
tidak menguasai medan pertempuran, berkebalikan dengan Rambo yang sangat
menguasai medan pertempuran dan terlihat beberapa adegan Rambo seperti menyatu
dengan alam dengan cara melumuri badannya menggunakan lumpur agar tidak
terlihat oleh tentara musuh. Singkat cerita Rambo berhasil mengalahkan semua
tentara Vietnam dan Uni Soviet serta menghancurkan camp tempat
persembunyian tentara musuh dan Rambo bisa membebaskan tahanan perang Amerika
Serikat Serikat kemudian membawanya ke pangkalan militer Amerika Serikat
Serikat menggunakan helikopter.
Film Rambo: First Blood II ini seperti mengisahkan konflik perang Vietnam dengan Amerika Serikat Serikat di tahun 1957 dan 1975. Awalnya perang Vietnam merupakan perang saudara antara dua ideologi di negara tersebut, yaitu komunis dan liberal. Kubu yang berperang antara lain kubu Vietnam Utara (Demokratik dan berideologi Komunis) dan kubu Vietnam Selatan (Republik dan berideologi Liberal). Lama-kelamaan perang saudara ini berubah menjadi perang antar dua kubu yang mendominasi saat itu, yaitu Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet).
Agar tidak membingungkan, aku perjelas,
Blok Barat dalam hal ini adalah Amerika Serikat Serikat, Australia, Selandia
Baru, Taiwan, Filiphina dan Korea Selatan menjadi sekutu dari pihak Vietnam
Selatan yang berideologi Liberal. Sementara itu Blok Timur dalam hal ini adalah
Uni Soviet, RRC, dan Korea Utara menjadi sekutu dari pihak Vietnam Utara yang
berideologi Komunis.
Jadi bisa di lihat nih, perang Vietnam tidak lagi sebatas perang saudara saja namun sudah melebar menjadi perang antar dua ideologi. Ameriak Serikat mengambil peran dalam perang Vietnam ini sebab timbulnya kekhawatiran negara adidaya itu atas ideologi komunis yang nantinya menyebar di kawasan Asia Tenggara. Amerika Serikat merasa berkewajiban untuk membendung berkembangnya ideologi tersebut. Kemudian dibentuklah kerjasama dalam hal politik dan militer dengan negara-negara sekutu Amerika Serikat yang juga bersama sama menganut ideologi anti komunis yang selanjutnya terciptalah NATO (North Atlantic Treaty Organization) serta di kawasan Asia Tenggara sendiri dibentuklah SEATO (Southeast Asia Treaty Organization).
Dalam film Rambo: First
Blood II (1985), saya mencatat beberapa teks dialog berupa propaganda yang
mencoba menggiring opini publik. Adapun dialog tersebut adalah sebagai berikut.
Kolonel: “Karena kau sendirian, kau harus memiliki peralatan lebih banyak yang belum pernah kau gunakan sebelumnya dan manfaatkanlah sebaik mungkin. Ingat, jangan macam-macam. Tidak ada pertempuran darah. Biarkan teknologi melakukannya.” (menit ke 09:14)
Dalam dialog tersebut, Amerika Serikat mencoba untuk menggiring opini publik seolah-seolah unggul dalam peralatan canggih dan mampu dengan mudah memenangkan perang. Dialog selanjutnya akan semakin tampak jelas bagaimana Amerika Serikat melakukan penggiringan opini publik terkait peperangan yang terjadi di Vietnam tersebut.
Kolonel: “Terkesan ? Selain pemantauan disini, kau mendapatkan semua peralatan yang paling canggih. Kau dapat merasa aman karena kami memiliki senjata dunia yang paling canggih.” (menit 09:44)
Amerika Serikat yang tidak ingin kehilangan muka setelah insiden kekalahannya dalam perang di Vietnam mencoba untuk melakukan rekaya sosial melalui media film. Holywood sebagai industry perfilman yang sudah terkenal di seluruh dunia merilis film Rambo: First Blood II pada tahun 1985. Diperlihatkanlah seorang tentara berkebangsaan Amerika Serikat yang mampu mengalahkan satu batalyon tentara musuh beserta sekutunya hanya menggunakan panah, pisau, dan senapan angin.
Penonton yang tidak mengetahui mengenai sejarah perang Vietnam dan kekalahan Amerika Serikat karena tidak menguasai medan pertempuran, tentunya akan menganggap bahwa Rambo memang seorang yang gagah pemberani dan superior terhadap musuhnya kaena mampu mengalahkan tentara Vietnam dan Uni Soviet seorang diri. Pada akhirnya tujuan produksi film ini sukses melahirkan persepsi yang menganggap Amerika keluar sebagai pemenang dalam pertempuran tersebut (perang Vietnam).
Taktik perang gerilya yang di praktikkan oleh Rambo dalam film tersebut ternyata diadopsi dari taktik gerilya perang yang digunakan oleh tentara Vietnam. Sepengetahuan saya tentara Amerika Serikat sama sekali tidak melalukan taktik tersebut karena lebih mengandalkan peralatan canggih dalam bertempur sehingga tidak menguasai medan pertempuran, terlebih lagi Vietnam dikelilingi dengan hutan-hutan dan rawa-rawa yang lebat di mana medannya lebih dipahami oleh tentara Vietnam. Tentara Vietnam dengan mudah meletakkan jebakan-jebakan guna membunuh tentara Ameriak Serikat.
Hal ini tentunya menjadi pukulan telak bagi Amerika karena banyak tentaranya yang gugur dalam perang akibat dari taktik gerilya yang diterapkan oleh tentara Vietnam. Dalam beberapa catatan psikiatri, banyak tentara Amerika yang pulang dengan kondisi kejiwaan yang terganggu (salah satunya PTSD atau post-traumatic stress disorder)yang disebabkan beberapa hal, diantaranya tentara perang Amerika yang didominasi anak muda tidak terlatih militer serta melihat teman-teman sejawat yang berguguran di medan perang dengan tubuh yang tidak layak dilihat.
Bisa dilihat di Youtube mengenai film-film dokumenter yang
mengisahkan korban tentara Amerika yang kembali dari Vietnam. Oh iya, ditambah
satu hal lagi, ada stigma gagal yang melekat pada tentara
Amerika yang pulang dari Vietnam karena telah kalah di medan pertempuran dan
memberikan nama buruk terhadap negara sendiri.
Berikut gambaran bagaimana korban dari pihak tentara Amerika Serikat yang banyak mengalami tekanan ketika berperang di Vietnam.
Demikianlah teman-teman, bagaimana film sebagai media untuk
melakukan upaya propaganda, hegemoni dan memutar balikkan fakta yang kita temui
dalam film Rambo: First Blood II (1985) yang ingin menunjukan kepada penonton
bahwa Amerika Serikat adalah negara yang superpower dan memiliki kekuatan
militer yang canggih serta basis tentara yang kuat yang dapat mengalahkan
tentara Vietnam yang sudah dibantu oleh sekutu (Uni Soviet). Bagaimanapun juga,
film sebagai media hiburan akan terus menjadi platform bagi kepentingan-kepentingan
tertentu yang secara tidak langsung kita sadari, bahwa ada maksud dan tujuan
dalam isi cerita suatu film.
Referensi:
Irawanto, Budi (1999) Film, Ideologi, dan Militer, Hegemoni Militer dalam Sinema Indonesia,Media Pressindo, Yogyakarta.
McQuail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Masa Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.
Jowwet S. G., O’Donnel V (2006). Propaganda and Persuasion. SAGE Publications, Inc. Thousand Oaks, California 91320.
Doddy AB, Muhammad. 2013. Menguasai IPS: SISTEM KEBUT SEMALAM. Edisi 6 Revisi. Jakarta: Gema Media.
Simon, Roger (2004). Gagasan Gagasan Politik Gramsci. Cet 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tania, M. L (2007). The Will To Improve. Duke University Press.
Foucault, Michel. 1978a. Governmentality. In The Essential Foucault. New York: The New Press.
Irwanto, Budi (2004) Film Propaganda: Ikonografi Kekuasaan. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN 1,410-4946 Volume 8, Nomor L, ]uli 2004 (1 - 16).
Mudhoffir, M. A (2013). Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan bagi Sosiologi Politik. Jurnal Sosiologi MASYARAKAT. Vol 18, No.1 Januari 2013: 75-100.
................................................................
Sekian dulu untuk
pembahasan mengenai Film Rambo: First Blood II Sebagai Media Propaganda &
Hegemoni. Nantikan tulisan-tulisan aku selanjutnya yang tak kalah menarik dan
tentunya menambah wawasan kita.
Bila teman-teman ada yang
tidak setuju atau sekiranya saya salah dalam alur berpikir, cacat logika dan
sebagainya mohon untuk memberikan kritik dan sarannya agar kedepannya aku bisa
menghasilkan tulisan yang lebih baik bagi. Aku tunggu kritik dan sarannya di
kolom komentar, ya.
Terimakasih sudah mampir.
Have a nice day!!!

0 komentar