Air beriak tanda tak dalam
Air tenang menghanyutkan
Izinkan saya mengucapkan salam
Untuk teman-teman sekalian
Halo, apa kabar teman pembaca semua ? Sudah bahagiakah engkau hari ini ?
#DailyAntropologi kembali lagi nih yang siap untuk menambah wawasan pengetahuan teman-teman pembaca. Sesuai judulnya, kali ini kita akan membahas mengenai salah satu tradisi yang mungkin cukup ekstrem bagi kita. Yup, kita akan membahas mengenai tradisi potong jari yang dilakukan oleh suku bangsa Dani, Papua. Jangan lanjutin baca postnya kalau gak kuat hehe.
So, here we go.
..............................................................
Secara geografis, Papua merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dengan luas wilayah 416.000 km2. Di pulau inilah suku bangsa Dani atau orang Dani bermukim dan bertempat tinggal, tepatnya di wilayah pegunungan Jawawijaya.
Dosen aku bilang "tak lengkap rasanya kalau berkunjung ke Papua, belum singgah ke Wamena". Wamena adalah wilayah dimana suku bangsa Dani berasal. Benar saja, selain keindahan alam yang terbentang luas di wilayah ini, juga terdapat tradisi-tradisi masyarakat yang unik sekaligus mengerikan bagi orang normal.
Bagi sebagian orang, tradisi atau ritual ini mungkin "mengerikan" tapi tidak bagi masyarakat suku bangsa Dani. Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengungkapkan rasa sedih, rasa duka, rasa kehilangan anggota keluarga selain melakukan tradisi potong jari. Bagi orang Dani, rasa sakit yang ditimbulkan dari tradisi tersebut melambangkan hati dan jiwa yang ikut tercabik akibat kehilangan orang yang di kasihi.
Keluarga bagi orang Dani adalah segala-galanya. Untuk itu kemudian bila salah satu anggota keluarga meninggal, akan dilakukan ritual Iki Palek alias potong jari. Rasa sakitnya diumpamakan seperti menderitanya hati akibat kehilangan anggota keluarga. Maka tak heran bila orang Dani seolah tak masalah melakukan ritual menyakitkan itu.
Kata siapa perempuan itu lemah ? Jangan sekali kali berucap hal tersebut. Buktinya, dalam tradisi Iki Palek alias potong jari yang dilakukan oleh orang Dani hanya dilakukan oleh kaum perempuan. Biasanya adalah para ibu atau wanita tertua yang melakukan ritual Iki Palek. Kita bisa lihat kalau mayoritas perempuan tua (baca: ibu-ibu) disana banyak kehilangan jarinya. Bahkan ada yang sampai hanya tinggal ibu jarinya saja.
Tapi, kenapa hanya menyisakan ibu jari yang tidak dipotong ? Ternyata ini ada hubungannya dengan kepercayaan masyarakat suku bangsa Dani. Orang Dani percaya kalau ibu jari dipotong maka orang tersebut akan meninggal. Percaya atau tidak, ada sebuah penelitian medis dimana kalau ibu jari kita yang dipotong, maka kita akan meninggal. Kata dosen aku itu loh ya, bukan kata aku hehe. Ya, selain memang ibu jari sakral bagi orang Dani, ternyata ibu jari berguna ketika menggenggam sesuatu misalnya cangkul. Orang Dani hidup tak lepas dari bercocok tanam, maka bila ibu jarinya hilang, orang Dani tidak bisa lagi menggenggam cangkul guna berladang untuk mencukupi kebutuhkan sehari-hari.
Lanjut ke proses ritual pemotongan jari yang luar biasa menyakitkan. Sebenarnya tidak ada ritual-ritual khusus dengan menggunakan doa-doa tertentu atau cara-cara yang dianjurkan oleh para pemimpin suku dalam melakukan proses iki palek. Asalkan jari bisa putus, maka apapun caranya sah-sah saja dilakukan. Biasanya orang Dani menggunakan kapak tajam untuk melakukannya.
Cara lain adalah dengan menggigit jari hingga putus. Rasa sakitnya seperti apa ? Luar biasa. Silahkan bayangkan sendiri teman-teman. Ada juga yang melakukannya dengan mengikat jari menggunakan seutas tali sehingga aliran darahnya berhenti dan ruas jari menjadi mati kemudian baru dilakuan pemotongan jari.
Selain tradisi pemotongan jari, terdapat juga tradisi yang dilakukan ketika salah seorang anggota keluarga meninggal. Tradisi tersebut adalah tradisi mandir lumpur. Mandi lumpur dilakukan oleh anggota kelompok keluarga dalam jangka waktu tertentu. Makna ritual mandi lumpur yaitu bahwa setiap orang yang meninggal dunia telah kembali ke alamnya. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali lagi ke tanah.
Seiring dengan masuknya agama Kristen serta perkembangan pengaruhnya di pulau Papua terutama pada suku bangsa Dani, tradisi iki palek alias potong jari sudah jarang dilakukan. Meskipun demikian, sebagian orang masih ada yang mengatakan kalau sampai saat ini tradisi potong jari masih dilakukan terutama di daerah-daerah yang letaknya terpencil.
Untuk lebih jelasnya, teman-teman bisa melihat foto-foto dibawah ini. Sumber: Google Images.
Dosen aku bilang "tak lengkap rasanya kalau berkunjung ke Papua, belum singgah ke Wamena". Wamena adalah wilayah dimana suku bangsa Dani berasal. Benar saja, selain keindahan alam yang terbentang luas di wilayah ini, juga terdapat tradisi-tradisi masyarakat yang unik sekaligus mengerikan bagi orang normal.
Bagi sebagian orang, tradisi atau ritual ini mungkin "mengerikan" tapi tidak bagi masyarakat suku bangsa Dani. Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengungkapkan rasa sedih, rasa duka, rasa kehilangan anggota keluarga selain melakukan tradisi potong jari. Bagi orang Dani, rasa sakit yang ditimbulkan dari tradisi tersebut melambangkan hati dan jiwa yang ikut tercabik akibat kehilangan orang yang di kasihi.
Keluarga bagi orang Dani adalah segala-galanya. Untuk itu kemudian bila salah satu anggota keluarga meninggal, akan dilakukan ritual Iki Palek alias potong jari. Rasa sakitnya diumpamakan seperti menderitanya hati akibat kehilangan anggota keluarga. Maka tak heran bila orang Dani seolah tak masalah melakukan ritual menyakitkan itu.
Kata siapa perempuan itu lemah ? Jangan sekali kali berucap hal tersebut. Buktinya, dalam tradisi Iki Palek alias potong jari yang dilakukan oleh orang Dani hanya dilakukan oleh kaum perempuan. Biasanya adalah para ibu atau wanita tertua yang melakukan ritual Iki Palek. Kita bisa lihat kalau mayoritas perempuan tua (baca: ibu-ibu) disana banyak kehilangan jarinya. Bahkan ada yang sampai hanya tinggal ibu jarinya saja.
Tapi, kenapa hanya menyisakan ibu jari yang tidak dipotong ? Ternyata ini ada hubungannya dengan kepercayaan masyarakat suku bangsa Dani. Orang Dani percaya kalau ibu jari dipotong maka orang tersebut akan meninggal. Percaya atau tidak, ada sebuah penelitian medis dimana kalau ibu jari kita yang dipotong, maka kita akan meninggal. Kata dosen aku itu loh ya, bukan kata aku hehe. Ya, selain memang ibu jari sakral bagi orang Dani, ternyata ibu jari berguna ketika menggenggam sesuatu misalnya cangkul. Orang Dani hidup tak lepas dari bercocok tanam, maka bila ibu jarinya hilang, orang Dani tidak bisa lagi menggenggam cangkul guna berladang untuk mencukupi kebutuhkan sehari-hari.
Lanjut ke proses ritual pemotongan jari yang luar biasa menyakitkan. Sebenarnya tidak ada ritual-ritual khusus dengan menggunakan doa-doa tertentu atau cara-cara yang dianjurkan oleh para pemimpin suku dalam melakukan proses iki palek. Asalkan jari bisa putus, maka apapun caranya sah-sah saja dilakukan. Biasanya orang Dani menggunakan kapak tajam untuk melakukannya.
Cara lain adalah dengan menggigit jari hingga putus. Rasa sakitnya seperti apa ? Luar biasa. Silahkan bayangkan sendiri teman-teman. Ada juga yang melakukannya dengan mengikat jari menggunakan seutas tali sehingga aliran darahnya berhenti dan ruas jari menjadi mati kemudian baru dilakuan pemotongan jari.
Selain tradisi pemotongan jari, terdapat juga tradisi yang dilakukan ketika salah seorang anggota keluarga meninggal. Tradisi tersebut adalah tradisi mandir lumpur. Mandi lumpur dilakukan oleh anggota kelompok keluarga dalam jangka waktu tertentu. Makna ritual mandi lumpur yaitu bahwa setiap orang yang meninggal dunia telah kembali ke alamnya. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali lagi ke tanah.
Seiring dengan masuknya agama Kristen serta perkembangan pengaruhnya di pulau Papua terutama pada suku bangsa Dani, tradisi iki palek alias potong jari sudah jarang dilakukan. Meskipun demikian, sebagian orang masih ada yang mengatakan kalau sampai saat ini tradisi potong jari masih dilakukan terutama di daerah-daerah yang letaknya terpencil.
Untuk lebih jelasnya, teman-teman bisa melihat foto-foto dibawah ini. Sumber: Google Images.
...............................................................................................
Yap, itulah tradisi potong jari yang dilakukan oleh orang Dani untuk mengenang kepergian anggota keluarganya. Sakit ? Tentu. Luar biasa sakit rasanya. Membayangkannya saja sudah bikin merinding apalagi melihatnya secara langsung atau bahkan melakukan ritual potong jari itu langsung.
Sekian dulu #DailyAntropologi nya hari ini. Bagi teman-teman yang rasanya masih belum paham, tidak sependapat dengan aku di beberapa part tulisan, atau ingin mengirimkan kritik serta saran bisa tinggalkan komentarnya di bagian kolom komentar dibawah ini. Bisa juga dengan cara mengirim via email ke fajaradims@gmail.com
Salam budaya. Kalau bukan kita yang menjaga dan melestarikannya, siapa lagi ?











